Rabu, 04 September 2013

Kode Kemasan Plastik

      Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering menemukan bahan yang terbuat dari plastik. Pada umumnya plastik yang digunakan sebagai kemasan dan lainnya diberikan simbol atau kode plastik.
Kode Plastik tersebut dapat kita lihat pada tiap kemasan atau barang-barang yang berbahan plastik. Pada umumnya pada botol plastik ditulis di bawah botol, dan bentuk selain botol ditulis pada plastik langsung.

Perincian dari kode-kode tersebut adalah sebagai berikut :

1. PETE atau PET
Biasanya tanda ini tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya terus ada tulisan PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih / transparan / tembus pandang contohnya botol air mineral, botol jus dan hampir semua botol minuman lainnya. Perlu ditekankan untuk botol jenis PET atau PETE dipakai HANYA SEKALI SAJA, karena bila terlalu sering dipakai terlebih sering digunakan untuk menyimpan air hangat maupun panas dapat mengakibatkan lapisan polimer pada botol akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker.

Dalam membuat PET, menggunakan bahan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami : iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan. Di dunia mayoritas bahan plastik PET untuk serat sintetis (sekitar 60%), di tekstil PET biasa digunakan dengan polyester, bahan dasar botol kemasan 30%.

2. HDPE
Biasanya tanda ini tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya terus ada tulisan HDPE (High Density Polythylene) di bawah segitiga. Biasanya dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat dan lain – lain. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Meskipun HDPE termasuk salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan / minuman yang dikemasnya tapi dianjurkan hanya untuk SEKALI PEMAKAIAN saja karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

3. PVC atau V
Biasanya tertulis berwarna merah dengan angka 3 di tengahnya disertai tulisan V. Arti V yaitu menunjuk pada PVC (Polyvinyl Chloride) yaitu jenis plastik yang paling sulit untuk di daur ulang. Sering ditemukan pada plastik pembungkus (Cling Wrap), dan botol – botol. Jika PVC digunakan untuk makanan sangat berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

4. LDPE
Biasanya tergambar logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya serta tulisan LDPE. LDPE sendiri berarti Low Density Polyethylene yaitu plastik tipe coklat (Thermoplastic / dibuat dari minyak bumi), yang biasanya dipakai untuk tempat makan, plastik kemasan dan botol – botol lembek. Sifat mekanisnya sangat kuat, tembus pandang, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat di daur ulang serta baik untuk barang – barang yang memerlukan fleksibilitas tapi kuat. Barang yang berbahan LDPE sangat sulit untuk dihancurkan tetapi baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

5. PP
Biasanya tergambar logo daru ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. PP singkatan dari Polipropilen, karakteristiknya adalah botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Bahan ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, tahan terhadap lemak, stabil dengan suhu tinggi dan cukup mengkilap. Bahan ini merupakan BAHAN PLASTIK TERBAIK, baik untuk tempat makanan dan minuman.

6. PS
Biasanya tergambar logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasanya dipakai untuk tempat makanan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain – lain. PS ini adalah polystyrene yang merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makan itu bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, dapat mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi dan pertumbuhan sistem syaraf. Bahan jenis ini sulit untuk di daur ulang, meskipun dapat di daur ulang memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Cara lain untuk mengidentifikasi tentang kandungan PS dalam wadah yang tidak tertera angkanya yaitu paling mentok harus dibakar, jika mengeluarkan api berwarna kuning jingga dan meninggalkan jelaga maka positif mengandung PS ini.

7. OTHER
Biasanya tergambar logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis ini ada 4 macam yaitu 1. SAN – styrene acrylonitrile, 2. ABS – acrylonitrile butadiene styrene, 3. PC – polycarbonate, 4. Nylon. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol air minum olahraga, suku cadang mobil, alat – alat rumah tangga, komputer, alat – alat elektronik dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
PC – atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman
Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas


Jika Plastik yang berkode 1, 3, 6, dan 7 (PC) harus digunakan sekali karena memiliki bahaya secara kimiawi.
Jika dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS) dapat aman digunakan.

Berikut ada beberapa tips dalam penggunaan plastik:
  1. Gunakan plastik dari bahan polyethylene (PE) dan polypropylene (PP) untuk pembungkus makanan.
  2. Hindari penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate. Pilih botol susu berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene, atau cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, pilihlah yang berbahan silikon, jangan yang berbahan late
  3. Pengusaha katering sebaiknya kembali menggunakan kotak karton dan pelapis plastik PE/PP, jangan dibiasakan menggunakan kemasan styrofoam yang biasanya berbentuk gelas atau mangkuk, apalagi jika makanan di dalamnya disiram dengan kuah panas.
  4. 4. Hindari membungkus makanan dengan plastik hasil daur ulang (recycle). Hati-hati “tas kresek umumnya jenis ini”
  5. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas, sedapat mungkin hindari membungkus makanan yang masih panas seperti kuah bakso, jajanan gorengan, juga makanan berkadar lemak tinggi, seperti kuah soto dll, dengan wadah plastic
  6. Hindari penggunaan plastik untuk membungkus makanan yang mengandung kadar asam tinggi, seperti sari buah, sirup, minuman berkarbonasi dll…
  7. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
  8. Jangan menggunakan plastik ketika memanaskan makanan, terutama plastik yang dibuat dari PVC atau PS. Untuk memasak dengan oven microwave, gunakan jenis kemasan food grade yang khusus digunakan untuk oven
  9. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven
  10.  Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
  11. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
  12.  Paling aman gunakan bahan-bahan alami untuk pembungkus makanan, misalnya daun pisang, daun jati, atau janur. Juga daun lontar dan klobot jagung.
    Selengkapnya...

    Selasa, 25 Juni 2013

    Tutorial Profiling dengan GMG ColorProof

    Penulis : andri praba

    Software dan Hardware yang digunakan :


    XRite i1iO
    Software GMG ColorProof


    Printer Epson 4800


    ColorChart

    Dalam proses profiling di GMG Software ada 4 File yang akan dibuat, yaitu :
    1. Gamut File (*.csc)
    2. Fullgamut (*.csc)
    3. MX3 (Printer Calibration)
    4. MX4 (Color Profile)

    Testchart










    GMG_TC3_random_iO.tiff        GMG_TC4_iO_1_3.tiff

    Testchart TC3 digunakan untuk pengukuran perangkat (kombinasi jenis kertas dan printer yg digunakan).
    Testchart TC4 digunakan untuk pengukuran dalam pembuatan ColorProfile.
    Print Teschart TC3 dan TC4 untuk pengukuran dalam pembuatan GAMUT dan FULLGAMUT.
    Untuk pengukuran GAMUT diperlukan print digital TC3 (1 page) dan TC4 (3 page), untuk pengukuran FULLGAMUT diperlukan hanya TC4 (3 page) saja.

    MEMBUAT GAMUT FILE
    1. Proses Print Testchart

    Open software GMG ColorProof
    File -> New Job
     Tab ‘List’
    Klik kanan mouse di “Area Putih”, pilih Add
    Add file : (Folder: ColorProof/Testchart )
    - GMG_TC3_random_iO.tif
    - GMG_TC4_iO_1_3.tif
    - GMG_TC4_iO_2_3.tif
    - GMG_TC4_iO_3_3.tif

    More Setting
    Print On : ESP4800(Printer Name)
    Color Profile : E4800_8C_V1_285.mx3
    Catatan : File mx.3 pada settingan colorprofile, dalam hal ini E4800_8C_V1_285.mx3 tergantung dari jenis kertas yang digunakan. Dan file tersebut diambil folder ‘ColorProof/Startkit_E800’.
     Tab ‘Graphics’

     Tab ‘Epson Stylus Pro4800’
    Resolution /Mode
    − ProofType : ContoneProof
    − Resolution : 720 dpi Bi-directional
    − Mode : 8 colors (CcMmYKkk)

    Paper
    − PaperSize : Roll 17 inch (430mm)
    − PaperType : Premium Glossy Photo Paper(250)
    Paper Type dikondisikan dengan jenis kertas yang akan digunakan
    − Printer Calibration : (dikosongkan/jangan diisi)
    − Spotcolor set : PANTONE solid coated-E4800 GMG Glossy 260
    Setelah selesai semua proses di atas,
    Klik Icon Print untuk proses print/cetak Testchart TC3 dan TC4

    TC3 dan TC4 yang sudah di print, dapat digunakan untuk pengukuran testchart (Measurement) dalam pembuatan GAMUT File.
    2. Proses Pengukuran (Measurement)
    Open software GMG ColorProof Profile Editor
    File -> New CMYK MX4

    Printer : EPSON STYLUS Pro 4800
    Gamut : E4800_720_GMGloss260_V1_UV.csc
    Measurement Device : Eye_One iO
    Measurement Chart : TC4
    Kllik ‘OK’
     Tab ‘Common’

    Type : CMYK Proff Profile
    Device : Eye-One_iO
    Chart : GMG_TC4_random_iO_1_3.tpl
    Angle : 2O
    Light : D50
    Filter : UV_Cut
    Separation : Inkjet Mode, Setting Black 100%
    Gamut : - (dikosongkan)
     Tab ‘4d Color Space’
    Measure -> All Current Value

    Ukur Testchart TC4 (3 chart) dengan menggunakan i1iO sehingga table Current Value seperti gambar di atas, terisi oleh nilai-nilai Lab yang dihasilkan dari pengukuran
    Catatan : TC4 yg digunakan adalah testchart hasil print dengan menggunakan Color Profile : E4800_8C_V1_285.mx3 & Print Calibration : - (blank)
    3. Proses Exsport File
    Setelah testchart diukur dengan i1iO, hasilnya di Eksport Current Value dan diberi nama Gamut .csc dengan cara :
    Klik : Import/Export → Export Current Value → Gamut File
    Save As Gamut.csc

    MEMBUAT FULLGAMUT FILE
    Untuk pembuatan FullGamut, prosesnya sama dengan pembuatan Gamut hanya ada beberapa perbedaan, sebagai berikut :
    1. Testchart TC4 yang digunakan untuk measurement adalah
    - GMG_TC4_iO_1_3.tiff
    - GMG_TC4_iO_2_3.tiff
    - GMG_TC4_iO_3_3.tiff
    TC4 di print dengan mengunakan
    Color Profile : 4800_8c_V1_Linear.mx3 (Folder : ColorProof/Startkits)
    Printer Calibration : - (dikosongkan/jangan diisi)
    2. Measure → All Target Value
    3. Hasil Measure di Eksport Target Value dan diberi nama Fullgamutamut .csc
    Klik : Import/Export → Export Target Value → Gamut File

    MEMBUAT MX3 FILE
    Open software GMG ColorProof Profile Editor
    Open file E4800_8C_V1_285.mx3

     Tab ‘Common’
    Device : Eye-One_iO
    Chart : GMG_TC3_random_iO.tpl
    Angle : 2O
    Light : D50
    Filter : UV_Cut
    Selected : Fullgamut (Fullgamut yang dihasilkan dari prose’s sebelumnya)


    Catatan : E4800_8C_V1_285.mx3 tergantung dari jenis kertas yang digunakan. Dan file tersebut diambil folder ‘ColorProof/Startkit_E800’.
    1. Proses Pengukuran (Measurement)
    Measure → All Target Value
    Ukur Testchart TC3 (GMG_TC3_random_iO.tif yang sudah di print pada saat proses pembuatan gamut file) dengan menggunakan i1iO sehingga table Target Value seperti gambar di atas, terisi oleh nilai-nilai Lab yang dihasilkan dari pengukuran
    2. Proses Save As MX3 File
    Setelah testchart diukur dengan i1iO, hasilnya di Save As dan diberi nama dengan format MX3 (*.MX3). Dengan cara :
    Klik : File → Save As → MX3 File
    Save As Paper_Glossy.mx3 (contoh nama file)

    MEMBUAT MX4 FILE
    Open software GMG ColorProof Profile Editor
    File -> New CMYK MX4

    Printer : EPSON STYLUS Pro 4800
    Gamut : E4800_720_GMGloss260_V1_UV.csc (tergantung kertas & target yang dipakai
    Measurement Device : Eye_One iO
    Measurement Chart : TC4
    Kllik ‘OK’
     Tab ‘Common’

    Type : CMYK Proff Profile
    Device : Eye-One_iO
    Chart : GMG_TC4_random_iO_1_3.tpl
    Angle : 2O
    Light : D50
    Filter : UV_Cut
    Separation : Inkjet Mode, Setting Black 100%
    Gamut : Gamut.csc (gamut yang dihasilkan dari prose’s sebelumnya)


    1. Proses Pengukuran (Measurement)
     Tab ‘4d Color Space’
    Measure -> All Target Value

    Ukur Testchart Target (3 chart dari percetakan) dengan menggunakan i1iO sehingga table Target Value seperti gambar di atas, terisi oleh nilai-nilai Lab yang dihasilkan dari pengukuran

    Flowchart Measurement



    Catatan :
    1. Cara c alculate data yang sudah di measure
    MEASURE →Calculate with Target Value (untuk calculate Target)
    MEASURE →Calculate with Target and Current Value (untuk calculate Current)
    2. Pada saat measure yang pertama menggunakan Teschart Target yang dijadikan target awal dalam prose’s pembuatan MX4. Biasanya hasil cetak dari percetakan.
    3. Pada saat Calculate pertama menggunakan Calculate Target, selanjutnya Calculate Current.
    4. Measurement dilakukan sampai Average all Value atau E<1 .00="" dan="" number="" of="" values="" with="">1.00 semimal mungkin itu dapat dilihat di statistiknya.
    5. Jika statistiknya belum maksimal, proses measurement dilakukan terus berulang
    Setelah dapat nilai E yang terbaik, file mx4 di Save As dan diberi nama dengan format .MX4 (contoh : Profil_Glossy.mx4). Dan proses measurement selesai.
    Hasil Profiling ini telah mendapatkan file GAMUT, FULLGAMUT, MX3, dan MX4.


    Selengkapnya...